Menjelang Lelap
Oleh: Slayer Andi
*Kota ini sedang ingin bercerita,
Mengisahkan hari-hari dalam dirinya
Kepada engkau yang akan merebahkan raga.
Nafasmu belum tenang.
Barangkali, engkau harus mengaturnya dahulu
Jika disela-sela cerita engkau tidak ingin terengah-engah.
*Dentang jam dindingmu
Layaknya suasana di suatu pagi
Perlahan. Tenang.
Tali sepatu terikat rapi di kaki-kaki para pencari.
Sarapan telah tandas dan peralatan makan akan kembali ke rak.
Begitu pula sapa, salam, dan senyuman saling memberi dan kembali.
Sejuta angan-angan telah engkau siapkan,
Saatnya mengubah dunia.
Silakan engkau tersenyum jika ingin.
*Di sudut ruang kamarmu,
Ada seekor cicak yang lihai memilih waktu untuk berbunyi.
Peristiwa itu sama halnya di antara pagi dan siang
Perjalanan dengan senyuman perlahan pudar karena macet di jalan.
Umpatan. Klakson. Deru kendaraan yang tergesa-gesa.
Anak kecil penjual koran yang menyimpan arti prihatin dan pengganggu.
Tidak lelah menawarimu dan mereka yang berposisi sama sepertimu.
Berdehemlah tidak usah malu.
*Kerongkonganmu selalu saja dahaga
Setiap kali ingin berkata-kata.
Seperti saat siang saja.
Waktu siang semua emosi bisa diredam.
Tatkala lonceng, jarum jam, dan teriakan kawanmu
Yang mengajakmu ke kantin,
Engkau boleh tersenyum tipis-tipis.
*Semua tampak lucu ketika kau tersedak saat minum
Kau harus batuk berkali-kali dan mengumpat sendiri. Tapi engkau,
Justru ingin sekali lagi. Siang menjelang sore memang demikian.
Ada saja rasa kantuk tiba pada waktu yang tiada.
Ingin sekali mencoba namun mereka selalu saja menghapusnya
Dan meninggalkan sakit kepala. Kata pulang selalu indah
Tapi bagaimana jika kertas-kertas, kayu, semen, oli, atau daganganmu
Masih tinggal di waktu itu?
Tertawalah, bisa jadi itu mengusir cicak di kamarmu.
*Uapan mulutmu yang sampai akhirnya
Mempekerjakan tanganmu, berakhir dengan berpikir.
Itukan yang engkau lakukan malam ini.
Sebelum engkau benar-benar tewas dalam kantukmu.
Sudahkah angan-anganmu terwujud,
Menjelma oksigen yang engkau hirup?
Atau engkau memilih menjawabnya esok pagi?
Samarinda, 8 mei 2019